PENGEMBANGAN PRODUK WISATA HERITAGE SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG
DOI:
https://doi.org/10.32659/tsj.v4i1.47Abstract
Pengembangan produk wisata heritage akan dipengaruhi oleh attraction, accesibillity dan amenities yang disediakan. Masyarakat dan wisatawan menyadari bahwa banyak potensi-potensi produk wisata heritage yang bisa dikembangkan di Situs Megalitik Gunung Padang. Pengembangan produk wisata heritage di situs Megalitik Gunung Padang sangat penting untuk dikembangkan secara baik. Pengembangan produk wisata heritage Situs Megalitik Gunung Padang memberikan perubahan dan keberlangsungan baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Cianjur. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi secara langsung dan kepustakaan yang digunakan sebagai bahan pelengkap. Sumber data dari penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Arkeologi Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Attraction Situs Megalitik Gunung Padang mulai dilakukan pada tahun 2010. Pihak pengelola maupun pemerintah daerah membuat Attraction penunjang untuk mendukung attraction inti seperti dibukanya rute menuju Curug Cikondang, perkebunan Teh Rosa, dipugar dan difungsikannya kembali Stasiun dan terowongan Lampegan, festival Gunung Padang dan wisata astronomi. Pengembangan Accesibility Situs Megalitik Gunung Padang terlihat dari mulai diperbaikinya akses jalan menuju lokasi situs yang sudah rusak walaupun di beberapa titik masih belum mendapat perbaikan, dibukanya kembali jalur kereta api menuju Stasiun Lampegan. Sampai saat ini belum ada angkutan umum lain untuk menuju Situs Megalitik Gunung Padang. Pengembangan Amenities Situs Megalitik Gunung Padang mulai mengalami peningkatan setelah pihak pengelola mempersiapkan konsep penataan terpadu situs. Masterplan ini untuk menentukan zona penyangga, zona inti maupun zona pengembangan situs, dilakukan sejumlah pembangunan fasilitas yang menunjang lainnya. Dengan penambahan beberapa fasilitas seperti Drainase, toilet, home stay, tourism information centre dan lahan parkir.References
A.J, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Amri dan Permadi. 2014. Situs Gunung Padang . melalui http.www.vivanews.com
Ardika, Wayan I. 2007. Pustaka Budaya Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.
Ardika I Wayan, I Made Sutaba, 1996. Dinamika kebudayaan Bali. Bali: Upada Sastra,
Aronsson, Lars .2000. The Development of Sustainable Tourism: London ,Continum
Cahyadi, Rusli dan Jajang Gunawan. 2009. Pariwisata Pusaka Masa Depan Bagi Kita, Alam dan Warisan Budaya Bersama. Jakarta. Unesco & Program Vokasi Pariwisata Universitas Indonesia.
Damanik, Jainanton, dan Helmut F.Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Darma Putra. I Nyoman. (2002). BALI Menuju Jagaditha : Aneka Persektif (editor I Noman Darma Putra). Denpasar : Pustaka Bali Post.
Geddes & Grosset. 2003. Heritage Tourism. Cross Current, ProQuest Religion.
Hall and McArthur, 1999. Heritage Management in New Zealand, 2nd edition OUP Australia and New Zealand.
John Nurrick. 2006. Tourism and Cultural Heritage. London: Elsevier ButterworthHeinemann
Julie A. Avery (2013), heritage tourism – product development, Michigan State University.
Kotler,Philip.,Bowen,John T.,Makens,James C. 2009. Marketing for Hospitality and Tourism. Fourth Edition, New Jersey: Pearson Education.Inc.
Mason, Robert, D. 2000. Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga
Middleton, Victor T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism 3rd Edition. MPG Books Ltd, Bodmin.
Morrison, Alastair M. 2013. Marketing and Management Tourism Destination. New York : Routledge.
National Trust For Historic Preservation 2007 Cultural Heritage Tourism 2007 Fact Sheet
Nawawi, Hadari. dkk. 2007. Penelitian Terapan. Gajah Mada Press. Yogyakarta
NWHO 1999 Sustainable Tourism and Cultural Heritage A Review of Development Assistance and Its Potential to Promote Sustainability.
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Robert Pickard. 2001. Konvensi Granada.
Soekadijo,R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gremedia Pustaka Utama
Sugiyono 2004, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
................ 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
................ 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Cetakan ke-17. Bandung: Alfabeta.
Sukendar, Haris. (1985). Peninggalan Tradisi Megalitik di Daerah Cianjur, Jawa Barat. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Arkenas.
Suswantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset.
. .................. 2007. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Sutaba, I Made. 2013. Satu Abad Purbakala Indonesia. Berburu Warisan Budaya Membangun Masa Depan. Bali Express, 17 Juni: 4.
Texas Historical Commission (THC) tt Heritage Tourism Guidebook.
UU RI No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya.
Yondri, Lutfi. 2014. Punden Berundak Gunung Padang Refleksi Adaptasi Lingkungan Dari Masyarakat Megalitik. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Padjadjaran Bandung
Published
How to Cite
Issue
Section
-
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.