EKSISTENSI KULINER DALAM ACARA TRADISI DI SITUS KABUYUTAN KABUPATEN CIAMIS SEBAGAI ASET WISATA BUDAYA JAWA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.32659/tsj.v4i1.48Abstrak
Situs kabuyutan Sunda di Kabupaten Ciamis jumlahnya mencapai 348 tempat. Ia merupakan peninggalan kebudayaan masyarakat Sunda kuno dari Kerajaan Galuh dan turunannya Kabuyutan dalam konteks budaya Sunda merupakan tempat yang disakralkan dan terkait dengan sistem tritangtu. Kabuyutan berfungsi sebagai pusat pembelajaran maupun ritual keagamaan bagi masyarakat maupun komunitas dari trah keturunan raja atau ratu sudah tentu terhubung dengan faktor logistik (kuliner) yang bersifat terikat dengan persyaratannya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data tentang posisi, jenis, cara penyajian, waktu mengolah dan makan, peralatan yang digunakan, serta etiket makan dan penyajian kuliner setiap acara tradisi di situs kabuyutan.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objeknya adalah delapan situs kabuyutan di Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat kumpul data berupa: daftar periksa, pedoman wawancara, dan alat dokumen. Teknis analisis yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Simpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa posisi kuliner dalam acara tradisi di situs kabuyutan dianggap penting dan berfungsi sebagai salah satu media penyampaian pesan secara tidak tertulis atas nilai-nilai filosofis ajaran leluhur masyarakatnya; jumlah inventaris kuliner situs kabuyutan mencapai 209 jenis yang terbagi atas kategori makanan utama (tumpeng dan lauk pauknya), makanan pendamping (umbi-umbian), kue hahampangaan/ eentengan, dan pelengkap (upacara adat); cara penyajian kuliner di delapan situs kabuyutan penyajiannya relatif sama baik dalam penggunaan alat, bahan baku, maupun area penyajian; waktu pengolahan dan makan kuliner di delapan situs kabuyutan pada umumnya mengacu pada kalender adat yang telah disepakati bersama dengan durasi persiapan hingga pelaksanaan berkisar 1-4 bulan; alat pembuatan, penyajian dan piranti makan kuliner di delapan situs kabuyutan sebagain masih menggunakan alat tradisional karena di dalamnya tersimpan makna filosofis leluhur untuk generasi berikutnya; etiket penyajian makananan dan makan di delapan situs kabuyutan masih senantiasa didasarkan atas pakem yang ada karena di dalamnya masih mengandung nilai-nilai filosofis luhur masyarakat Ciamis (Galuh) untuk membentuk pribadi yang mulia.Referensi
Alamsyah, Yuyun. (2008). Bisnis Kuliner Tradisional: Meraih Untung dari Bisnis Masakan Tradisional Kaki Lima sampai Restoran. Jakarta: Elex Media Komputindo.
BPS. (2017). Table Dinamis. (online). Tersedia: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/ view/id/907. [9 Februari 2018].
Bungin, Burhan. 2013. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Darwis, Riadi. (2017). Inventarisasi Khazanah Kuliner Tradisional Desa Pakuwon Kecamataan Cisurupan Kabupaten Garut dalam Konteks pembangunan Kampung Wisata Halal. Tourism Scientific Journal Vol.2, No. 2 Juni 2017: 234-259.
Houghton Mifflin Company. (1992). The American Heritage Dictionary of The English Language. Third Ed.. Boston: Houghton Mifflin Company.
Ibrahim. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Little, William, Fowler, H. W., Coulson, J. (1972). The Shorter Oxfor English. Dictionary on Historical Principles. Third ed. Revised with addenda. Oxford; The Clarendon Press.
Oxford University. (2018). Gastronomyâ€. Oxford Dictionarie. (online) : Tersedia: https://en.oxforddictionaries.com/definition/gastronomy [20 Februari 2018]
Pusat Kajian Seni Kuliner Indonesia, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (2016). Profil Kuliner di Destinasi Pariwista Indonesia. Bandung: Pusat Kajian Seni Kuliner Indonesia, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Rahman, Fadly. (2016). Rijstafel Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudaryat, Yayat, Haji. (2015). Wawasan Kesundaan. Bandung: Jurusan Pendidikan bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, UPI Bandung.
Tasik Untan. (2012). Pengertian Tradisi. (online): Tersedia https://tasikuntan.wordpress.com/2012/11/30/pengertian-tradisi/ [22 Februari 2018]).
Webster, Noah. (2002). Webster’s Third new International Dictionary of The English Language Unabridged. Ed. Philip Babcock Gove & Merriam Webster. Massachusetts: merriam-Webster Inc.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
-
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.